Minggu, 27 November 2011

Pembelahan Mitosis dan Meiosis

PEMBELAHAN MITOSIS


Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-
10% dari siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada
interfase. Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain
terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi
organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki
periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi,
sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom,
dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan
sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru
(G1).
Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariot.
Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam pembelahan
mitosis ini, satu sel membelah menjadi dua sel yang sama persis. Pembelahan
mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan sitoplasma. Pembelahan
mitosis ini di awali dengan pembelahan inti. Oleh karena itu, bila kita melihat
kumpulan sel yang sedang membelah, mungkin kita akan menemukan satu atau
beberapa sel yang mempunyai dua inti. Hal ini berarti sel telah selesai melakukan
pembelahan inti tetapi belum melakukan penbelahan sitoplasma.
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan
titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses
mitosis terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat
perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan
terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat
telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah.
Dengan mitosis terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan
organ tubuh makhluk hidup. Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan
semua sifat induk kepada kedua sel anaknya. Pewarisan sifat induk kepada kedua
sel anaknya terjadi secara bertahap fase demi fase. Fase-fase dalam pembelahan
mitosis adalah sebagai berikut:
Profase. Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi
dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan
bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul
diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk
seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian
membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu
terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek
tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat
memanjang dari sentromer (Campbell et al. 1999).
Metafase. Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masingmasing
kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor.
Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk
keping metafase (metaphasic plate) (Campbell et al. 1999).
Anafase. Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan
masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom
ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-masing (Campbell et al. 1999).
Telofase. Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing,
mulainya telofase. Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai,
terpulas kuat dengan pewarna histologi (Campbell et al. 1999).
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak
terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan
karakteristik dari interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua
anak inti (Campbell et al. 1999).
Sitokinesis. Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan membran
sel dan lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel
anak. Sitokinesis terjadi karena dibantu oleh protein aktin dan myosin (Campbell
PEMBELAHAN MEIOSIS
Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-
10% dari siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada
interfase. Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain
terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi
organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki
periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi,
sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom,
dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan
sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru
(G1).
Terjelaskannya faktor Mendel dalam perilaku mitosis dan meiosis melahirkan
dorongan yang luar biasa untuk melakukan studi-studi genetika. Istilah-istilah
baru kemudian muncul. Yang muncul pertama kali adalah disiplin itu sendiri
diberi nama genetika (genetics), dan unit bawaan dasar Mendel disebut gen
(gene). Dua gen homologi mewakili dua bentuk alternatif disebut allelomorf
(allelomorphs) yang kemudian disingkat allela (alleles). Individu yang
berkembang dari telur yang dibuahi disebut zigot (zygote), individu homozigot
(homozygote) yaitu individu yang membawa sepasang allela identik, dan
sebaliknya heterozigot (heterozygote) bagi individu yang membawa sepasang
allela yang berbeda dari gen tertentu. Jumlah keseluruhan gen yang ada dalam
satu individu, dengan kata lain seluruh kromosom disebut genom (genome).
Meiosis adalah proses menghasilkan gamet yang haploid dari diploid pada
meiosis sel mengalami dua pembelahan berurutan, disebut meiosis I dan meiosis
II. Meiosis mereduksi atau mengurangi jumlah kromosom menjadi setengahnya.
Sel anakan yang dihasilkan adalah 4 sel, bukan 2 sel seperti mitosis. Dua
pembelahan meiosis dilangsungkan oleh hanya satu proses duplikasi kromosom,
sehingga hasilnya keempat sel anakan hanya memiliki separuh jumlah kromosom
induknya. Reduksi jumlah kromosom terjadi selama meiosis I. Di saat terjadi
reduksi dalam meiosis dari dua kromosom dalam sel-sel diploid menjadi masingmasing
unit tunggal, maka individu memberikan satu jiplakan tunggal dari setiap
satuan hereditas ke sel-sel germ haploid yang dengannya ia memperanakan
turunannya. Setiap fase pada meiosis memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri itu
berupa tingkah laku kromosom yang hamper sama dengan pembelahan mitosis.
Fase-fase dalam pembelahan meiosis adalah sebagai berikut:
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah.
Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi
pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada
meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I)
dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel
tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik
pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada
mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I,
profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali proses
pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat
sbaru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari
jumlah kromosom sel induk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar