Senin, 23 November 2009

TUGAS 12 AKSEL

KERJAKAN ! DAN  KUMPULKAN, SAAT ULANGAN METABOLISME   SELASA, 1 DESEMBER 2009   !
TUGAS METABOLISME
Lengkapi pernyataan di bawah ini !
Metabolisme  dibedakan menjadi (1)...... dan  (2)...... Metabolisme dipengaruhi oleh enzim, dengan cara (3)............. energi aktivasi yaitu energi (4)....... Enzim Katalase  mengubah (5)..... menjadi air dan (6).....  Pada PH  1 maka  aktivitas katalase (7) ...... sehingga tidak terbentuk (8).... dalam air, sementara itu  pada kondisi asam, enzim....(9)  akan mengubah protein menjadi pepton. Disamping  itu Enzim katalase memiliki ciri kas antara lain (10).....(11) dan (12).....
Glikosis  terjadi  di. (13)..... dengan  mengubah  2 molekul glukosa menjadi(46)...... asam piruvat dan menghasilkan (14)... ATP   dan  (15)......   NADH. Sementara itu dalam siklus krebs, (16)...... bereaksi dengan (17) ....... membentuk asam sitrat, dengan hasil akhir berupa (18)....ATP  dan (19).... NADH serta  (20)..... FADH2, untuk tiap  3 molekul glukosa. Dengan demikian, hasil bersih ATP jika   2 molekul glukosa dipergunakan sebagai substrat respirasi adalah  sebesar (21)..... ATP. Diantara enzim yang terlibat dalam respirasi aerob pada manusia adalah (22)....... mengubah  (23)..... menjadi (24)........Pada Fermentasi asam cuka substratnya berasal  dari (25).......menghasilkan (26).....ATP dengan bantuan bakteri  (27).....dan memerlukan oksigen. Sedangkan Fermentasi alkohol menghasilkan (28).....ATP dan (29)....NADH2. Penambahan soda kue dapat (30) .........hasil fotesintesis, terbukti dari  (31) .......pada percobaan Ingenhoze. Reaksi terang fotosintesis  terjadi pada (32)....menghasilkan  (33)....., (34) dan oksigen yang berasal dari (35)......... Sedangkan reaksi gelap terjadi di (36).......... Untuk tanaman C3 Senyawa stabil pertama yang terbentuk setelah CO2 diikat oleh ribulose diposhat adalah (37)....., sedangkan untuk tanaman C4  senyawa stabil pertama setelah CO2 diikat oleh PEP adalah  (38)......Pada tanaman C3,  glukosa dibentuk oleh senyawa (39)........Tanaman C4 memiliki   tiga keunggulan pokok dibanding tanaman C3 yaitu (40).....(41).......dan (42)...
Thiotrix adalah salah satu bakteri yang dapat melakukan kemosintesis dengan sumber energi yang berasal dari (43)......, Sedangkan Nitrosomonas menggunakan sumber energi yang berasal dari (44) ........menghasilkan (45) ..... dan memerlukan oksigen.
47. Gambarkan  rangkaian  alat untuk membuktikan Fermentasi yang dilakukan oleh sel khamir !Berikan keterangan secukupnya !
48. Gambarkan prosedur kerja untuk membuktikan  fotosintesis menghasilkan amilum! berikan keterangan secukupnya !
49. Bagaimana desain eksperimen untuk membuktikan bahwa CO2 diperlukan  untuk fotosintesis  !
50. Jelaskan reaksi beta oksidasi pada sintesis lemak !

Selasa, 10 November 2009

LIMBAH CAIR TEMPE

PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TEMPE

MENJADI PRODUK YANG BERMANFAAT

Oleh : Nurosid, S.Si

CP: 08996626114/nurrosyidt@yahoo.co.id

Pendahuluan

Pengolahan pembuatan tempe akan menghasilkan produk sampingan, yaitu berupa limbah cair tempe. Pembuangan limbah cair tempe dilingkungan akan mengganggu keseimbangan lingkungan, bahkan dapat mencemari lingkungan sekitar. Tentunya hal ini akan berbahaya jika sampai menggenangi selokan atau aliran sungai, karena di sana akan ditumbuhi oleh bakteri-bakteri berpenyakit, meskipun banyak juga bakteri yang bermanfaat. Padahal limbah cair tempe tersebut memiliki kandungan makanan kompleks seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Jika dimanfaatkan secara tepat maka akan mengurangi pencemaran lingkungan dan menghilangkan sumber penyakit.

Pemanfaatan yang sederhana untuk bisa kita lakukan adalah dibuat sebagai pupuk cair dan makanan sehat “ nata de soya”. Pupuk cair berisi bakteri yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan tanaman. Peran bakteri bermanfaat dalam pupuk cair ini adalah mengikat nitrogen (N), fosfor (P), Kalium (K) dan unsur lain untuk kebutuhan tanaman, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Sedangkan fungsi limbah cair tempe pada pembuatan pupuk cair adalah sebagai sumber makanan bagi bakteri bermanfaat sehingga bakteri tersebut akan memperbanyak diri sebelum pupuk itu digunakan.

Seperti halnya pada pengolahan limbah cair tempe menjadi pupuk cair, limbah ini juga dimanfaatkan sebagai sumber makanan bagi bakteri/bakteri bermanfaat A. xylinum menjadi nata de soya. Nata de soya merupakan makanan sehat berserat seperti nata decoco (dibuat dari air kelapa) yang dibuat limbah cair tempe atau tahu. Bakteri atau bakteri yang digunakan untuk pembuatan nata de coco maupun nata de soya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan penyakit, justru produk nata de soya yang dihasilkan bermanfaat bagi tubuh karena dapat menyerap zat beracun dan lemak yang berlebihan dalam tubuh.

Tujuan

1. Pengolahan limbah cair tempe menjadi Pupuk Cair Produktif (PCP)

1.

Pengolahan limbah cair tempe menjadi makanan berserat nata de soya

ISI

Bahan dan Alat yang diperlukan pada pembuatan PCP

Dandang dan sejenisnya, limbah cair tempe, biang/starter EM4, ember cat, kompor

Cara kerja pembuatan PCP

1. Sebanyak 10 liter limbah cair tempe direbus hingga mendidih menggunakan dandang selama 15-20 menit.

2. Siapkan ember cat berukuran 20 liter.

3. Limbah cair yang masih panas tersebut dimasukkan ke dalam ember lalu didinginkan.

4. Setelah dingin, tambahkan biang/starter EM4 sebanyak 5-10 % v/v

5. Limbah cair yang telah ditambah starter EM4 selanjutnya disimpan pada suhu rungan selama 7 hari. Satrter ini berisi populasi bakteri bermanfaat.

6. Pembuatan pupuk cair berhasil jika saat dibuka dan berbau seperti urea atau bau busuk.

7. Pupuk cair dari limbah tempe sudah siap digunakan untuk memupuk tanah disekitar tanaman atau sayuran.

8. Jika ingin ditambah unsur KCl maka bisa ditambahkan air rendaman sabut kelapa (perbandingan perendaman sabut kelapa dan air = 50 : 50) selama 5 hari.

9. Jika belum digunakan dalam jangka dekat, sebaiknya penambahan starter < 3% (misal 1%).

Bahan dan Cara Kerja pembuatan starter nata dari alam

Formula untuk 5 liter:

1. Nanas 3 buah

2. Urea 12,5 g

3. Gula pasir ½ kg

4. Asam asetat secukupnya (pH 3)/37 ml asam cuka untuk 5 liter

Cara Kerja :

1. Tiga buah nenas lewat masak dikupas, dicuci, dan dipotong – potong.

2. Potongan buah nenas tersebut, kemudian dihancurkan dengan menggunakan

3. Blender dan ditambahkan dengan 5 liter air

4. Hancuran nenas kemudian direbus dan setelah mendidih disaring untuk mendapatkan filtratnya. Sebanyak 5 liter filtrat diambil untuk bahan media.

5. Filtrat dipanaskan sampai mendidih kemudian ditambah dengan gula pasir, urea, dan asm asetat atau asam cuka (sampai pH 3)

6. Seperti formula diatas dan tambahkan Natrium acetat atau sedikit demi sedikit

7. Masukkan dalam botol steril masing-masing 600 ml dan tiap wadah ditutup dengan kertas koran steril/plastik dan diikat dengan karet gelang

8. Dinginkan dan inkubasikan di ruang inkubasi selama 6-8 hari.

9. Starter berhasil dibuat jika terdapat lapisan nata yang mengapung dipermukaan.

Bahan dan Alat yang diperlukan pada pembuatan nata de soya

Limbah cair tempe 5 liter, starter nata decoco/nata de soya, pupuk urea/ZA 6,25 g, asam cuka atau suka sari 37,5 ml agar pH menjadi 3, kompor, gula pasir 500 g, dandang, panci berukuran 5 liter, botol sirup, nampan, saringan, plastik atau kertas koran, sikat, corong, dan solasi

Cara kerja pembuatan starter nata de soya

1. Rebuslah 5 liter limbah cair tempe hingga mendidih, kemudian ditambah pupuk urea dan gula pasir sambil diaduk. Terakhir ditambah asam cuka (jika perlu)

2. Selanjutnya dituang ke dalam botol yang telah dibersihkan sebelumnya dan dikukus selama 15 menit, lalu dinginkan selama 7 jam.

3. Tambahkan starter nata de soya sebanyak 3-5% v/v

4. Tutup rapat botol tersebut dan simpan pada tempat yang rata dan tidak tergoyang pada suhu 28-29oC atau suhu ruangan selama 7-8 hari.

5. Starter nata de soya siap digunakan.

Cara kerja pembuatan nata de soya

6. Rebuslah 5 liter limbah cair tempe hingga mendidih, kemudian ditambah pupuk urea dan gula pasir sambil diaduk. Terakhir ditambah asam cuka

7. Selanjutnya dituang ke dalam botol yang telah dibersihkan sebelumnya dan dikukus selama 15 menit, lalu tuangkan ke dalam nampan yang telah ditutup dengan plastik atau kertas koran ¾ bagian dan dinginkan selama 7 jam.

8. Tambahkan starter nata de soya sebanyak 3-5% v/v

9. Tutup rapat ¼ bagian nampan tersebut dan simpan pada tempat yang rata dan tidak tergoyang pada suhu 28-29oC atau suhu ruangan selama 8-12 hari.

10. Nata de soya yang terbentuk seperti lapisan dan siap dipanen serta diolah.

Cara pengolahan nata de soya

1. Nata de soya dibersihkan kotoran yang menempel dan lendirnya dengan cara menyikat menggunakan sikat halus.

2. Nata de soya kemudian di potong-potong seperti dadu menggunakan gunting atau pisau yang tajam.

3. Potongan-potongan nata de soya tersebut selanjutnya di peras dengan kain kassa atau sejenisnya supaya air yang terdapat pada potongan dadu nata de soya berkurang-hilang/ atau sampai terasa hambar.

4. Selanjutnya potongan nata seperti dadu itu direndam dengan air yang telah direbus hingga bentuk seperti dadu

5. Rebuslah air yang ditambah gula dan sirup sesuai selera, masukkan nata de soya tersebut lalu dinginkan.

6. Nata de soya siap dihidangkan atau di jual.

Ciri-ciri nata yang baik dan berhasil dibuat :

- tidak ada kontaminasi oleh jamur

- lebih padat dan rekat

- warna putih kekuningan

- ketebalan rata dan tidak berlapis-lapis

- tidak ada media yang tersisa

- Ketebalan 1,5-2 cm

- Nampan kering

Fungsi masing-masing bahan :

1. Urea/Za berfungsi sebagai sumber nitrogen

2. Gula Pasir berfungsi sebagai sumber makanan sementara sebelum menggunakan limbah cair tempe

3. Asam cuka/Suka sari berfungsi untuk menurunkan pH (pH 3-4)

Penutup

Telah nampak kerusakan di darat maupun dilaut yang diakibatkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri..

Sesungguhnya Alloh SWT lebih menyukai orang-orang yang berbuat baik dimuka bumi daripada orang-orang yang berbuat kerusakan

Daftar Referensi

———-. 2003. Memproduksi Nata De Coco. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah.Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Priyanto, S. 2008. Pelatihan Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Tempe Di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Banyumas.

Nurosid, 2008. Pelatihan Pembuatan Nata De Soya dari Limbah Tempe Di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Banyumas.

PUPUK ORGANIK

PEMANFAATAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PUPUK MAUPUN PESTISIDA
Bahan organic tidak bisa diberikan secara langsung sebagai pupuk, karena mengandung asam – asam yang menghambat pertumbuhan (asam aromatic, alifatik dan fenolat). Bahan organic sangat melimpah di alam sekitar yang bisa dimanfaatkan untuk sumber belajar yang sangat potensial, apalagi mengingat filosofi kembali ke alam. Kemampuan alam untuk menerima bahan yang mengandung bahan kimia sudah sangat resisten, sehingga membutuhkan kandungan yang sangat tinggi yang akibatnya berdampak buruk bagi kesehatan manusia khususnya. Salah satu alternative untuk memanfaatkan dan menangani bahan organic tersebut adalah dengan pengomposan atau lebih utamanya popular dengan sebutan pupuk organic.
Pupuk organic dapat berupa padat atau cair. Pupuk organic juga sudah bukan rahasia uum lagi, bisa dibuat dalam waktu yang singkat dengan memanfaatkan jasa mikrobia yang bisa disediakan dari alam. Jika masih awam, starter bisa diperoleh dari membeli produk yang sudah jadi seperti EM4. Namun ternyata EM sebagai starter bisa dibuat sendiri dengan mencampur bahan – bahan yang bisa diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitar.
Macam produk organic :
1. Effective Michroorganisms (EM)
 Bahan : rumen sapi (bisa diganti tempe bosok), trasi, banyu leri, molase, dedak
 Alat : cangkul, sabit, karung goni (diganti bahan lain), ember plastic (kalau bisa diberi tutup), batu sebagai pemberat
 Cara kerja :
1. Ambillah rumen sapi (cairan atau bahan padat yang terdapat pada usus besar sapi), jika tidak bisa memperoleh ambillah feses pertama yang keluar dari sapi. Jika kesulitan bisa diganti dengan tempe bosok. Karena masih diuji coba ukuran bisa diubah – ubah tergantung kebutuhan.
2. Campurkan dengan trasi, molase (gula/boleh gula jawa atau gula pasir), dedak masukkan ke dalam banyu leri yang sudah ditempatkan dalam ember. Untuk bahan praktikum anak sebaiknya ukurannya tidak usah terlalu banyak, jadi menggunakan ember besar bekas cat (jadi bisa diperkirakan kebutuhannya untuk tiap – tiap kelompok dengan anggota 4 orang).
3. Tutuplah dengan rapat dengan diberi pemberat dan diamkan selama satu minggu.
4. Masukkanlah ke dalam botol – botol kecil, dan siap digunakan sebagai starter pembuatan pupuk organic.
2. Pupuk Hijau
 Bahan : buah maja, daun rondho noleh, orok – orok, daun mimbau, air
 Alat : cangkul, sabit, karung, ember, gayung, garu, thermometer ,ayakan, timbangan, kantung plastic
 Cara Kerja :
1. Ambillah buah maja, ambil isinya.
2. Rontokkan daun – daunan dengan sabit (jika perlu bisa dirajang agar lebih halus).
3. Campurkan semua bahan dan letakkan di atas ubin, tutup dengan karung dan diamkan 7 – 15 hari.
4. Siramlah dengan air (bisa juga pada saat mencampur ditambahkan dengan EM yang sudah dibuat sebagai starter) jika campuran kekeringan dan ukurlah dengan menggunakan thermometer awal pencampuran suhu bisa mencapai 60 - 70 0 hari)
5. Bukalah campuran jika warna sudah berubah menjadi coklat atau hitam sebagai tanda pupuk sudah jadi.
6. Ukurlah kandungan airnya sebanyak ± 60 %, caranya kepal – kepalkan campuran dengan tangan. Jika setelah terkepal campuran menjadi mengepal dan setelah tangan dibuka campuran “ambyar” diperkirakan kandungan air mencapai 60% (pengalaman saat masih mahasiswa ikut program KAM mata kuliah mikrobiologi)
7. Jika menginginkan untuk dijual, campuran bisa diayak terlebih dulu agar memperoleh struktur remah, masukkan ke dalam kantung plastic, ditimbang sesuai kebutuhan. Tentukan BEP-nya (Tanya guru ekonomi yo…..)

3. Cara Pembiakan Bakteri
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:
Bahan dan Komposisi:
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:
Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:
Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.
~ oleh petanidesa di/pada Februari 3, 2007.
Cara Membuat Pupuk Cair Organik
Bahan dan Alat:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
Cara Lain Membuat Pestisida Organik
Bahan yang diperlukan :
- Tembakau 1 kg
- air 4 liter
- kapur barus 7 butir dihaluskan
Cara pembuatannya :
- Tembakau direndam dalam 4 liter air selama 2 (dua) hari.
- Campurkan kapur barus yang telah dihaluskan.
Cara implementasi :
- Setiap 2 - 3 sendok makan air hasil proses rendaman tembakau dan kapur barus dicampur dengan air biasa 1 liter. - Semprotkan pada tanaman yang terserang hama/penyakit.
Cara Membuat Effective Microorganism (EM)
Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM
Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.
Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :
Pembuatan bakteri penghancur (EM).
Bahan-bahan :
• Susu sapi atau susu kambing murni.
• Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
• Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.
Alat-alat yang diperlukan :
Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan :
• Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
• Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
• Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
• Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
• Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.
Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri.
Cara Membuat Kompos
Kompos: adalah pupuk organik yang terbuat dari kotoran hewan dan diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:
100 kg arang sekam berambut
200 kg kotoran hewan
3-5 kg dedak atau bekatul
0,5 kg gula pasir atau gula merah yang dicairkan dengan air
0,5 liter bakteri
Air secukupnya
Cara Pembuatan:
Arang sekam, kotoran hewan, dedak, dan gula dicampur sampai rata dalam wadah yang bersih dan teduh. Jangan terkena hujan dan sinar matahari secara langsung.
Campurkan bakteri ke dalam air kemudian siramkan campuran di atas sambil diaduk sampai rata.
Tutup dengan plastik atau daun-daunan.
Tiap dua hari sekali siram dengan air dan diaduk-aduk.
Dalam 10 (sepuluh) hari kompos sudah jadi.
~ oleh petanidesa di/pada Februari 3, 2007.
Cara Membuat Pestisida Organik
Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab denga lingkungan.
Bahan dan Alat:
2 kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:
Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.
Catatan: Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.
~ oleh petanidesa di/pada Februari 3, 2007
Cara Membuat Pupuk Cair Organik
Bahan dan Alat:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
~ oleh petanidesa di/pada Februari 3, 2007
Cara Membuat Pupuk Hijau Organik
Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:
200 kg hijau daun atau sampah dapur.
10 kg dedak halus.
¼ kg gula pasir/gula merah.
¼ liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
~ oleh petanidesa di/pada Februari 3, 2007.
Eceng Gondok Pemersih Polutan Logam Berat
Harian Kompas memberitakan, Sungai Citarum serta Waduk Saguling dan Cirata di Kabupaten Bandung tercemar logam berat. Dalam daging ikan mas dan nila yang hidup di waduk tersebut ditemukan kandungan merkuri (Hg), tembaga (Cu), dan seng (Zn) dengan kadar yang cukup membahayakan. Logam berat itu diketahui terkonsentrasi di perut, lemak, dan daging ikan.
Temuan ini diikuti dengan imbauan agar masyarakat berhati-hati mengonsumsi ikan air tawar. Maklumlah, akumulasi logam berat di tubuh manusia, dalam jangka panjang, dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti penyakit minamata, bibir sumbing, kerusakan susunan saraf, dan cacat pada bayi.
Aparat terkait mengaku bahwa mereka telah berupaya untuk mencegah pencemaran tersebut dengan berbagai cara. Secara garis besar sebenarnya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran perairan oleh logam berat, yaitu cara kimia dan biologi.
Cara kimia, antara lain dengan reaksi chelating, yaitu memberikan senyawa asam yang bisa mengikat logam berat sehingga terbentuk garam dan mengendap. Namun, cara ini mahal dan logam berat masih tetap berada di waduk meski dalam keadaan terikat.
UNTUNGLAH ada penanggulangan secara biologi yang bisa menjadi alternatif terhadap mahalnya penanggulangan dengan cara kimia. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan eceng gondok (Eichornia crassipes).
Eceng gondok selama ini lebih dikenal sebagai tanaman gulma alias hama. Padahal, eceng gondok sebenarnya punya kemampuan menyerap logam berat. Kemampuan ini telah diteliti di laboratorium Biokimia, Institut Pertanian Bogor, dengan hasil yang sangat luar biasa.
Penelitian daya serap eceng gondok dilakukan terhadap besi (Fe) tahun 1999 dan timbal (Pb) pada tahun 2000.
Untuk mengukur daya serap eceng gondok terhadap Fe, satu, dua, dan tiga rumpun eceng gondok ditempatkan dalam ember plastik berisi air sumur dengan tambahan 5 ppm FeSO>jmp 2008m<>kern 199m<>h 6024m,0<>w 6024m<4>jmp 0m<>kern 200m<>h 8333m,0<>w 8333m< dan HNO>jmp 2008m<>kern 199m<>h 6024m,0<>w 6024m<3>jmp 0m<>kern 200m<>h 8333m,0<>w 8333m< untuk menjaga keasaman.
Konsentrasi Fe diukur pada hari ke-0, 7, 14, dan 21 dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 248,3 nm. Hasilnya terlihat pada Tabel 1.
Dalam tabel itu bisa dilihat adanya penurunan kadar logam Fe secara signifikan pada hari ke-7. Kadar logam Fe menurun 3,177 ppm (65,45 persen) untuk 1 rumpun eceng gondok, 3,511 ppm (71,93 persen) untuk dua rumpun eceng gondok dan 3,686 ppm (74,47 persen) untuk tiga rumpun eceng gondok.
Selanjutnya terlihat, semakin lama semakin banyak logam besi yang diserap. Pada hari ke-28, konsentrasi Fe hampir mendekati 0 untuk perlakuan dua rumpun eceng gondok dan tiga rumpun eceng gondok.
Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa pada hari ke-7, 14, dan 21, eceng gondok memberikan respon nyata dalam menurunkan logam Fe untuk ketiga perlakuan. Namun, pada hari ke-28 eceng gondok yang berjumlah 2-3 rumpun memberikan respon yang tidak berbeda nyata dalam menurunkan logam besi.
PENELITIAN untuk melihat kemampuan eceng gondok menyerap timbal (Pb) dilakukan sebagai berikut. Satu, tiga, lima rumpun eceng gondok ditempatkan di dalam ember plastik berisi air sumur dan larutan Pb(NO3) sebesar 5 ppm. Konsentrasi Pb diukur ketika hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28 dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 217 nm. Hasilnya sebagaimana tertera dalam Tabel 2.
Dari tabel tersebut terlihat, ada penurunan kadar logam Pb secara signifikan pada hari ke-7. Kadar logam Pb menurun 5,167 ppm (96,4 persen) pada perlakuan satu rumpun eceng gondok, menurun 5,204 ppm (98,7 persen) pada perlakuan tiga rumpun, dan menurun 6,019 ppm (99,7 persen) pada perlakuan lima rumpun dari konsentrasi hari ke-0.
Analisis pada hari-hari selanjutnya (hari ke-14, 21, dan 28) menunjukkan perubahan kadar Pb tidak terlalu jauh dengan kadar logam Pb pada hari ke-7.
Eceng gondok terbukti mampu menurunkan kadar polutan Pb dan Fe. Oleh karena itu, diyakini eceng gondok juga mampu menurunkan kadar polutan Hg, Zn, dan Cu yang mencemari Waduk Saguling dan Cirata. Sebab, secara struktur kimia, atom Hg, Zn, dan Cu termasuk dalam golongan logam berat bersama Pb dan Fe.
Rangkaian penelitian seputar kemampuan eceng gondok dalam menyerap logam berat juga telah dilakukan oleh para pakar. Widyanto dan Susilo (1977) melaporkan, dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain.
Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen.
SELAIN dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida, contohnya residu 2.4-D dan paraquat.
Pada percobaan Chossi dan Husin (1977) diketahui eceng gondok mampu menyerap residu dari larutan yang mengandung 0,50 ppm 2.4-D sebanyak 0,296 ppm dan 2,00 ppm 2.4-D sebanyak 0,830 ppm dalam waktu 96 jam.
Adapun paraquat yang diserap oleh eceng gondok dari dua kadar, yaitu 0,05 ppm dan 0,10 ppm masing-masing adalah 0,02 ppm dan 0,024 ppm.
Dari hasil penelitian-penelitian itu dapat disimpulkan ternyata eceng gondok tidaklah sia-sia dicipta oleh Tuhan Yang Maha Esa, apalagi sebagai pengganggu manusia. Eceng gondok dapat dinyatakan sebagai pembersih alami perairan waduk atau danau terhadap polutan, baik logam berat maupun pestisida atau yang lain.
MEMANG dilaporkan eceng gondok dapat tumbuh sangat cepat pada danau maupun waduk sehingga dalam waktu yang singkat dapat mengurangi oksigen perairan, mengurangi fitoplankton dan zooplankton serta menyerap air sehingga terjadi proses pendangkalan, bahkan dapat menghambat kapal yang berlayar pada waduk.
Namun, apa arti sebuah danau yang bersih dari eceng gondok jika ternyata air dan ikan yang ada di dalamnya tercemari polutan?
Bahkan, bila suatu danau polutan sangat tinggi dan tidak ada tanaman yang menyerapnya, pencemaran dapat merembes ke air sumur dan air tanah di sekitar danau.
Agar danau bebas polusi namun pertumbuhan eceng gondoknya terkendali, tentu saja diperlukan pengelolaan danau secara benar.
Untuk mengeliminasi gangguan eceng gondok, misalnya, caranya bisa dengan membatasi populasinya. Pembatasan dapat dilakukan dengan membatasi penutupan permukaan waduk oleh eceng gondok tidak lebih dari 50 persen permukaannya.
Akan jauh lebih baik lagi bila pembatasan populasi ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar. Sebab, dahan eceng gondok adalah serat selulosa yang dapat diolah untuk berbagai keperluan, seperti barang kerajinan maupun bahan bakar pembangkit tenaga listrik.
Namun, masyarakat tidak disarankan untuk memberikan eceng gondok sebagai pakan pada ternak karena polutan yang diserapnya bisa terakumulasi dalam dagingnya.
Masyarakat sekitar bisa diberi pelatihan mengenai pengolahan eceng gondok menjadi produk-produk yang bernilai ekonomi, mulai dari anyaman dompet, tas sekolah, topi, bahkan juga mebel.
Pengendalian populasi eceng gondok yang melibatkan masyarakat akan memberikan keuntungan bagi pengelola waduk sekaligus masyarakat di sekitarnya. Pengelola waduk tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk “memanen” eceng gondok karena tumbuhan air tersebut akan “dipanen” sendiri oleh masyarakat.
Pengelola cukup membantu masyarakat untuk memasarkan hasil kerajinannya. Adapun masyarakat jelas tidak hanya meningkat pendapatannya, tetapi juga hidup sehat karena terbebas dari ancaman bahan makanan yang tercemar.

Senin, 09 November 2009

BAKTERI DAN GANGGANG BIRU

04 November 2008
BAKTERI DAN ALGA BIRU

Bakteri merupakan kelompok makhluk hidup bersel tunggal, yang hubungan kekerabatannya dengan makhluk hidup lainnya masih diliputi kegelapan. Studi mengenai bakteri mulai berkembang setelah ditemukan mikroskop oleh Anthonie van Leeuwenhoek (1683). Studi mengenai bakteri berkembang akhirnya terbentuklah cabang biologi yaitu bakteriologi. Bakteri dibedakan menjadi dua subkingdom yaitu Archaebakteria dan Eubacteria. Perbedaan utama antara keduanya adalah:

a. Komposisi RNA-nya

b. Komposisi ribosomnya

c. Komposisi kimia penyusun dinding sel

d. Lemak pada membran selnya

ARCHAEBACTERIA

1. Subkingdom Archaebacteria (bakteri purba)
Ciri-cirinya:
a. Prokariotik artinya tidak mempunyai membran inti
b. Dinding selnya sama sekali tidak terbuat dari peptidoglikan
c. Bersifat anaerob, mampu menghasilkan ATP
d. Habitat di tempat yang ekstrim (asin sekali, panas sekali, dingin sekali, dll)
e. Sukar dibiakkan di laboratorium

Saat ini Archaebacteria diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu:

a. Methanogenik
Bakteri ini merupakan kemoautotrof yang memperoleh keperluan metabolismenya dengan menghasilkan metana dari karbon dioksida dan hidrogen. Habitat di tepi rawa paya metana biasa dinamakan gas rawa, juga hidup di rumen sapi, terdapat pada hidrogen dan karbon dioksida yang dihasilkan mikroorganisme lain yang hidup di situ. Bakteri ini dapat bertahan hidup pada suhu yang tinggi karena struktur DNA, protein dan membran selnya telah beradaptasi. Bakteri methanogenik dapat tumbuh baik pada suhu 980C dan mati di bawah 840C.

b. Halofilik
Bakteri ini hidup pada habitat yang berkadar garam tinggi, seperti di laut mati dan danau air asin. Beberapa bakteri ini mampu melakukan fotosintesis. Jenis klorofilnya disebut bakteriorhodopsin yang memberikan warna ungu.

c. Pereduksi sulfur (bakteri termofilik)
Bakteri pereduksi sulfuur menggunakan hidrogen dan sulfur anorganik sebagai sumber energinya, mampu hidup pada suhu 850C reaksinya sebagai berikut:
H2 + S ---- H2S
6 H2S + 3 O2 ----- 6 S + 6 H2O
d. Thermoasidofilik
Bakteri ini hidup dengan mengoksidasi sulfur. Bakteri thermoasidofilik terdapat di lubang vulkanik dan mata air bersulfur seperti yang terdapat di Yellowstone Amerika.

Eubacteria
Eubacteria sering dianggap sebagai bakteri sesungguhnya. Eubacteria terbagi dalam tiga divisi yaitu Graciliates, Firmicutes dan Tenecutes. Eubacteria meliputi seluruh anggota bakteri dan ganggang biru-hijau (Cyanobacteria).

BAKTERI
a. Ciri-ciri Bakteri

Secara umum ciri-ciri bakteri:

1. Merupakan mikroorganisme berukuran lebar 0,5-1 mikron dan panjang 10 mikron

2. Bersifat kosmopolit/dapat hidup di berbagai lingkungan misalnya di tubuh organisme, di tanah, air tawar, dan air laut

3. Pada kondisi tidak menguntungkan bakteri membentuk endospora dan membentuk kapsul (bakteri yang berkapsul lebih sering bersifat patogen)

Struktur Sel Bakteri
1. Dinding sel

Dinding sel bakteri sangat tipis, tersusun atas peptidoglikan, yakni polisakarida yang berikatan dengan protein. Fungsi dinding sel untuk memberi bentuk tertentu pada sel, melindungi protoplasma sel, proses pembelahan sel. Berdasarkan struktur peptidoglikan bakteri dapat dibedakan menjadi:

a. Bakteri gram positif, peptidoglikan di luar membran plasma dan bila diberi tinta cina akan menimbulkan warna. Contoh : Clostridium tetani, Bacillus anthracis, Staphylococcus albus, Staphylococcus aureus.

b. Bakteri gram negatif, peptidoglikan terletak antara membran plasma dan membran luar, bila diberi tinta cina tidak menimbulkan perubahan warna. Contoh: E. coli, Salmonella typhosa, Vibrio cholera, Neissiria gornorrhoe.

2. Membran sel

Tersusun atas molekul lemak dan protein dan bersifat selektif permeabel. Membran sel berfungsi mengatur masuknya zat makanan dan keluarnya sisa metabolisme, berperan dalam pembelahan sel.

3. Isi sel
Tersusun atas organel-organel seperti:

a. Inti, bersifat prokarion terdiri atas benang kromatin DNA dan RNA

b. Mesosom, yang diduga berfungsi sebagai mitokondria

c. Volutin, yaitu zat yang banyak mengandung DNA

d. Ribosom, sebagai tempat sintesis protein

e. Lembar fotosintesis, khusus bakteri yang berfotosintesis (bakteri ungu), terdapat lipatan ke arah sitoplasma yang berisi lembar fotosintesis

f. Plasmid, adalah DNA non kromosom, plasmid mengandung gen-gen seperti gen kebal antibiotik, gen patogen. Dalam satu bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid. Ukuran plasmid 1/1000 kali DNA kromosom.

4. Flagel
Flagel merupakan alat gerak bagi bakteri. Berdasarkan kedudukan flagel pada bakteri dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
a. Monotrik : jika flagel hanya satu dan melekat pada salah satu ujung sel
b. Lofotrik: jika flagel banyak dan melekat pada salah satu ujung sel
c. Amfitrik: jika flagel banyak dan melekat pada kedua ujung
d. Peritrik : jika flagel tersebar pada seluruh permukaan sel
e. Atrik: jika tidak mempunyai flagel

5. Reproduksi Bakteri

Cara reproduksi bakteri yaitu:

a. Reproduksi Aseksual/vegetatif
Caranya dengan pembelahan biner atau pembelahan langsung (tanpa melalui tahapan seperti mitosis). Proses pembelahan diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua kopi DNA identik dan diikuti pembelahan sitoplasma. Proses pembelahan berlangsung cepat setiap 20 menit sekali. Contoh : E. coli.

b. Reproduksi Seksual/generatif
Caranya dengan konjugasi, pembelahan secara langsung materi genetik di antara dua sel bakteri melalui jembatan sitoplasma. Tidak dapat ditentukan jenis kelamin kedua bakteri yang berkonjugasi. Contoh : E. coli.

Rekombinasi DNA
Rekombinasi artinya bergabungnya dua DNA dari sumber yang berbeda. Rekombinasi DNA selain dengan proses konjugasi ada proses lain yaitu transformasi, transduksi, yang kemudian disebut proses paraseksual. Proses paraseksual meliputi:

· Transformasi,

ialah pemindahan sebagian materi genetik atau DNA atau hanya satu gen bakteri ke bakteri lain dengan proses fisiologi yang kompleks. Proses ini pertama ditemukan Frederick Griffith tahun 1982. Contoh : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus. Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi.

· Transduksi,

pemindahan materi genetik dengan perantara virus. Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal partikel transduksi (transducing particle). Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg

· Konjugasi,

pemindahan materi genetic secara langsung antara dua bakteri yang berbeda muatan

6. Penggolongan Bakteri

Berdasarkan bentuknya, bakteri dapat dibedakan menjadi yaitu:

a. Bentuk batang/basil (silindris), dibedakan menjadi:

1. Basil tunggal (monobasil) contohnya : E. coli, Salmonella typhosa

2. Diplobasil (berbentuk batang bergandengan dua-dua)

3. Streptobasil, bergandengan seperti rantai contohnya: Streptobacillus moniliformis,

Azotobacter sp.

b. Bentuk Bulat / Kokus , dibedakan menjadi:

1. Monococcus, berbentuk bulat, satu-satu, contohnya: Monococcus gonorrohoe

2. Diplococcus, bergandengan dua-dua contohnya : Diplococcus pneumonia

3. Streptococcus, bergandengan bulat seperti rantai, contohnya: Streptococcus salivarius, Streptococcus lactis, Streptococcus pneumoniae.

4. Sarcina, bentuk bulat yang mengelompok membentuk kubus, contohnya: Sarcina sp

5. Stafilokokus, bentuk bulat yang bergerombol seperti anggur, contohnya:

Staphylococcus aureus.

c. Bentuk Spiral, dibedakan menjadi:

1. Koma (vibrio) contohnya: Vibrio comma

2. Spiral (bengkok) contohnya: Spirillium minor

3. Spiroseta (spiral halus dan lentur) contohnya: Triponema pallidum

7. Berdasarkan cara mendapatkan makanan, dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a. Bakteri Heterotrof, artinya bakteri yang mendapatkan makanan dari organisme lain. Bakteri heterotrof dibedakan menjadi dua macam:

b. Bakteri saprofit, yaitu bakteri yang hidupnya dari sisa-sisa organisme mati atau sampah, contohnya: E. coli, Methanobacterium ruminatum, Clostridium sporagens, Thiobacillus denitrificans, Desulfovirio desulficans.Bakteri parasit, yaitu bakteri yang hidupnya tergantung pada makhluk hidup lain, umumnya bersifat patogen (menimbulkan penyakit).

c. Bakteri Autotrof, yaitu bakteri yang mampu membuat makanan sendiri, bakteri ini dibedakan menjadi:

1. Bakteri fotoautotrof, contohnya: bakteri ungu, bakteri hijau

2. Bakteri kemoautotrof, contohnya: bakteri S, bakteri nitrat, bakteri nitrit

8. Berdasarkan cara mendapatkan oksigen, dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a. Bakteri aerob, bakteri yang memerlukan oksigen untuk hidupnya. Contohnya: bakteri nitrit (Nitrosomonas, Nitrococcus) dan bakteri nitrat (Nitrobacter)

b. Bakteri anaerob, bakteri yang tidak memerlukan oksigen dalam hidupnya. Contohnya: Clostridium tetani, Clostridium desulfuricans

9. Peranan Bakteri

a. Bakteri yang merugikan manusia (Parasit pada manusia) adalah

1. Salmonella typhosa Tipus

2. Vibrio coma Kolera

3. Clostridium tetani Tetanus

4. Neisseria gonorrhoeae Kencing nanah

5. Tryponema palidum Sipilis

6. Parasit pada tumbuhan

7. Pseudomonas cattleyae Penyakit pada anggrek

8. Pseudomonas solanacearum Penyakit pada pisang

9. Bacterium papaye Penyakit pada papaya

b. Parasit pada hewan

1. Bacillus anthracis Antrak pada hewan

2. Mycobacterium bovis Penyakit pada lembu

3. M. avium Penyakit pada unggas

c. Bakteri yang menguntungkan manusia
Di bidang pertanian

1. Bakteri nitrogen Mengikat N2

2. Azotobacter

3. Rhizobium leguminosarum

4. Clostridium posteurianum

5. Rhodospirilium rubrum

6. Bakteri nitrifikasi Membentuk senyawa nitrat
Nitrosomonas, Nitrococcus, Nitrobacter

7. Bakteri sulfur Membentuk asam sulfat dari S
Beggiatoa alba

d. Fermetasi makanan

1. Streptococcus lactis Pembuatan keju dan mentega

2. Lactobacillus bulgaricus Pembuatan yoghurt

3. L. casei Pembuatan minuman

4. Acetobacter xylinum Pembuatan nata de coco
Menghasilkan antibiotic

5. Streptomyces griseus Menghasilkan streptomisin

6. S. aureofaciens Menghasilkan aureomisin

7. S. venezuelae Menghasilkan kloromistin

8. Bacillus brevis Menghasilkan tirotrisin

9. B. polymyxa Menghasilkan polimiksin

e. Menghasilkan asam

1. Acetobacter acetii Menghasilkan asam asetat

2. Propionibacterium Menghasilkan asam propionate

3. Clostridium sp Menghasilkan asam butirat

GANGGANG BIRU-HIJAU (Cyanobacteria)
Ciri ganggang biru-hijau

1. Mempunyai pigmen fikosianin

2. Ukuran lebih besar daripada sel prokariotik 1-50 mikron

3. Hidup dalam bentuk uniseluler/koloni/filament

4. Tidak memiliki flagel tetapi bersifat motil

5. Hidup di air tawar, laut dan tanah-tanah lembap

6. Dapat bersimbiosis seperti dengan lumut hati, paku-pakuan, jamur dan invertebrate

Reproduksi ganggang biru-hijau

1. Pembelahan sel, terutama yang bersel satu, contoh: Gleocapsa

2. Fragmentasi, terutama yang berbentuk filamen, contoh: Oscillatoria

3. Pembentukan spora, dilakukan jika lingkungan kurang menguntungkan

Peran ganggang biru-hijau dalam kehidupan

1. Berperan sebagai perintis/pioneer

2. Dalam ekosistem air tawar sebagai produsen bagi zooplankton, udang, dan ikan kecil

3. Bagi manusia dapat dijadikan sebagai bahan pangan yaitu protein sel tunggal (single sel protein), contoh: Spirullina

4. Memfiksasi N2 bebas dari udara
Apabila melimpah dapat memberi efek racun bagi hewan yang meminum air di perairan tersebut.